Al - Wafa Membalas Jasa
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki sifat yang sangat mulia, yaitu beliau tidak pernah menolak orang yang meminta.
Makanya di dalam Al-Qur’an, sifat dermawan disebutkan dalam beberapa tingkatan:
1 Al-‘Aṭa’ (العطاء): Orang yang memberi ketika diminta, sesuai dengan yang diminta.
2 Al-Karam (الكرم): Orang yang memberi sebelum diminta, bahkan memberikan lebih dari yang diminta.
3 Al-Jud (الجود): Orang yang peka terhadap kebutuhan orang lain tanpa diminta. Misalnya, melihat tetangga tidak memasak karena tidak ada asap dari dapurnya, lalu menawarkan makanan.
4 Al-Itsar (الإيثار): Tingkatan tertinggi dari kedermawanan, yaitu orang yang sendiri dalam kesulitan namun tetap berbagi dengan orang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut sifat al-itsar dalam firman-Nya:
…وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ…
“Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).” (QS. Al-Hasyr [59]: 9)
Inilah sifat Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnyaRadhiyallahu ‘Anhu. Meskipun dalam keadaan membutuhkan, mereka tetap berbagi, menunjukkan kedermawanan yang sesungguhnya.
Puncak kedermawanan disebut dengan al-itsar. Orang yang dermawan diuji justru ketika mereka tidak memiliki apa-apa. Itulah sifat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam . Beliau tidak memiliki banyak pakaian, makanan, atau peralatan rumah tangga. Namun, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah menolak orang yang meminta sesuatu darinya.
Komentar
Posting Komentar